Jakarta - Riset terbaru menyebutkan 51 persen pegawai wanita di sektor IT telah menjadi korban dari diskriminasi jender. Hal ini diungkapkan perusahaan spesialis perekrut tenaga kerja di bidang IT dan telekomunikasi, Greythorn.
Riset ini, seperti dilansir situs berita teknologi computing.co.uk, Senin (28/3/2011), juga menyatakan meski lebih dari 60 persen pekerja IT mengakui adanya diskriminasi ini, setengah dari grup yang dilibatkan tidak berencana melakukan apa apa.
"Seksisme secara aktif harus dicap keluar dari tempat kerja dan mereka yang mengabaikan itu sama bersalahnya dengan orang yang melakukan diskriminasi," ungkap Managing Director Greythorn, Paul Winchester.
"Sayangnya, diskriminasi telah membuat kerja di industri IT tidak adil dan seringkali menjadi pengalaman frustasi untuk wanita."
Winchester mengatakan saat ini hanya 24 persen dari pekerja IT adalah wanita. Meningkat 20 persen dibanding 2006.
"Jika pertumbuhan rata rata ini berlanjut, maka akan butuh waktu 54 tahun untuk pekerja wanita di IT memperoleh kesetaraan dengan para pekerja lain," ungkap Winchester. Yang mengejutkan, dalam riset ini, responden wanita mengindikasikan bahwa mereka tetap memilih untuk dipimpin pria.
Riset ini juga menemukan bahwa 8 persen pria lebih memilih untuk melapor pada wanita, sementara hanya enam persen wanita yang sepakat dengan pandangan ini.
Ini, seperti dilaporkan, akan memberikan sedikit dampak pada wanita untuk memperoleh promosi di sektor IT. "Sementara diskriminasi ini secara menyedihkan tumbuh dan hidup di sektor IT, ini tidak sepenuhnya digerakan oleh prasangka diantara mereka yang ada di (level) atas," ungkap Winchester.
"Baik pria dan wanita lebih memilih bos pria dan terbukti bahwa diskriminasi telah dilestarikan oleh karyawan pada semua tingkatan." (ymp/ymp)
Credit: Diskriminasi Wanita
No comments:
Post a Comment